Malari

Peristiwa Malari
Tanggal15 – 16 Januari 1974
LokasiJakarta, Indonesia
SebabKorupsi
Persaingan dari investasi asing
Perebutan kekuasaan militer
MetodeDemonstrasi, kerusuhan, pogrom
HasilLihat Akibat
Pihak terlibat
Mahasiswa Indonesia dan masyarakat miskin perkotaan
Pemerintah Orde Baru
Jumlah korban
11 tewas, 137 luka-luka
Tidak ada yang dilaporkan
Peristiwa Malari di Senen.

Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) adalah demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan yang terjadi pada tanggal 15–16 Januari 1974.[1] Sebagai reaksi atas kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Jepang, Kakuei Tanaka, para mahasiswa melakukan demonstrasi memprotes korupsi, harga-harga yang tinggi, dan ketidaksetaraan investasi asing. Setelah provokasi oleh agent provocateur yang dicurigai, demonstrasi tersebut menjadi kerusuhan, yang akhirnya berubah menjadi pogrom. Pada akhir kejadian, sebelas pengunjuk rasa terbunuh dan ratusan mobil dan bangunan hancur.

Kerusuhan tersebut menyebabkan banyak perubahan. Pemerintah Orde Baru Soeharto memberlakukan serangkaian reformasi ekonomi yang dimaksudkan untuk meningkatkan representasi penduduk asli Indonesia dalam kemitraan dengan investor asing, Jenderal Soemitro (yang saat itu menjabat sebagai Wakil Kepala Angkatan Bersenjata), dipaksa pensiun, dan berbagai tindakan represif dilakukan oleh pemerintah.

  1. ^ "Malari 1974: Protes Mahasiswa yang Ditunggangi Para Jenderal". Tirto.id. 15 January 2018. Diakses tanggal 19 January 2022. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search